Tugas :
MAKALAH
MEKANISASI PERTANIAN
“Sistem Pengolaan Lahan Tanpa Olah Tanah (TOT)”
Oleh:
Kelompok 1
FITMAN : D1B1 12 067
MUHAMMAD FAHYU S : D1B1 12 025
ADRIANTO : D1B1 12 057
SARDIONO : D1B1 12 045
ASTI FINDAYANI : D1B1 12 069
DIASTIN : D1B1 12 047
JURUSAN
AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
HALU OLEO
2015
KATA PENGANTAR
Bismillah hirrahmanirrohim
Segala puji hanya kepunyaan ALLAH SWT dan hanya dengan izin
dan kuasa-Nya, maka penulisan makalah yang berjudul “Sistem
Pengolaan Lahan Tanpa Olah Tanah (TOT)” tepat pada waktunya. Makalah ini merupakan tugas mata
kuliah MEKANISASI
PERTANIAN.
Makalah ini merupakan salah satu inovasi pembelajaran untuk memahami secara mendalam tentang
cara-cara dan teknik mendasar dalam system mekanisasi pengolaan lahan pertanian, semoga makalah ini dapat berguna
untuk Mahasiswa pada umumnya.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun serta
informasi-informasi baru untuk kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya Kami mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi rekan-rekan sekalian, Amin.
Kendari, 4 Mei 2015
I.
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pengolahan Lahan
merupakan faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya produksi pertanian.
Sedangkan Lahan merupakan lingkungan fisik dan biotik yang
berkaitan dengan daya dukungnya
terhadap
perikehidupan dan kesejahteraan hidup manusia. Dalam sistem pengolahan lahan kita mengenal ada tiga macam sitem
pengelolaan yang terdiri dari pengolahan lahan sempurna, olah
lahan minimum dan tanpa olah tanah (TOT). Setiap upaya pengolahan lahan akan menyebabkan terjadinya perubahan
sifat-sifat tanah. Tingkat perubahan yang terjadi sangat ditentukan oleh cara
atau metode pengolahan tanah. Perubahan
sifat tanah akibat pengolahan tanah juga berhubungan dengan seringnya tanah
dalam keadaan terbuka, terutama antara 2 musim tanam, sehingga menjadi lebih
riskan terhadap erosi, dan proses
iluviasi yang selanjutnya dapat memadatkan tanah. Metode atau cara pengolahan
lahan dibagi menjadi dua yaitu secara tradisional (konvensional), dan secara
modern. Pengolahan lahan dengan metode konvensional biasanya dilakukan untuk
lahan yang sempit dan memiliki kemiringan tertentu. Metode ini biasanya
banyak dilakukan di lingkungan pedesaan yang sebagian masyarakat banyak
menggunakan lahannya sebagai lahan persawahan dan tanaman sayuran. Pengolahan
lahan dengan cara modern biasanya banyak dilakukan untuk tanaman tanaman
perkebunan dan memiliki lahan yang luas. Pengolahan lahan dengan cara ini
biasannya menggunakan mesin pertanian.
Macam-macam
sistem pengolahan lahan ialah 1. Pengolahan Lahan Sempurna yaitu meliputi
seluruh kegiatan pengolahan lahan. Dimulai dari awal pembukaan lahan hingga
lahan siap untuk ditanami, meliputi pembajakan, pemupukan. 2. Olah Lahan
Minimum pengolahan lahan dengan olah tanah minimum hanya meliputi pembajakan(tanah
diolah, dibalik, kemudian tanah diratakan). Pada pengolahan tanah ini biasanya
banyak dilakukan untuk lahan persawahan. 3. Tanpa Olah Tanah (TOT) Sistem
tanpa olah tanah merupakan bagian dari konsep olah tanah konservasi yang mengacu
kepada suatu sistem olah tanah yang melibatkan pengolahan mulsa tanaman ataupun
gulma (tanaman pengganggu). Budidaya pertanian tanpa olah tanah sebetulnya
berangkat dari corak pertanian tradisional yang dimodifikasikan, dengan
memasukkan unsur kimiawi untuk mengendalikan gulma, dalam hal ini herbisida.
Persiapan lahan cukup dilakukan dengan penyemprotan, gulma mulai mati dan
mengering, lalu direbahkan selanjutnya dibenamkan dalam
lumpur (Nursyamsi, 2004).
B.
Rumusan Masalah
Rumusan Masalah yang dihadapi
dalam tulisan ini adalah:
1. Pengertian Sistem Tanpa Olah
Tanah (TOT)
2. Hal-Hal Yang Perlu Di Pertimbangkan Untuk
Menetapkan Sistem Tanpa Olah Tanah,
3. Tahap Pelaksanaan /Cara Kerja Sistem Tanpa Olah
Tanah,
4. Kebutuhan
Tenaga Dan Biaya Tenaga Kerja dalam Penyiapan Lahan dengan sistem Tanpa Olah
Tanah
C. Tujuan
Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah
ini yaitu :
1. Mengetahui Pengertian Sistem Tanpa
Olah Tanah (TOT),
2. Mengetahui Hal-Hal Yang Perlu Di Pertimbangkan Untuk
Menetapkan Sistem Tanpa Olah Tanah
3. Mengetahui Tahap
Pelaksanaan /Cara Kerja Sistem Tanpa Olah Tanah, dan
4. Mengetahui
Kebutuhan Tenaga Dan Biaya Tenaga Kerja dalam Penyiapan Lahan dengan sistem
Tanpa Olah Tanah
II. PEMBAHASAN
A. Pengertian
Dalam sistem pengolahan lahan kita mengenal ada tiga macam sistem
pengelolaan yang terdiri dari pengolahan lahan
sempurna, olah lahan minimum dan tanpa olah tanah (TOT).
Sistem Tanpa Olah Tanah (TOT), pada
system ini hanya meliputi penyemprotan guna membunuh atau menghilangkan gulma
pada lahan, kemudian ditunggu hingga gulma mati dan lahan siap untuk ditanami.
Pada pengolahan lahan ini biasanya digunakan sistim tajuk dalam proses penanamannya.
B. Hal-Hal Yang Perlu Di
Pertimbangkan Untuk Menetapkan Sistem Tanpa Olah Tanah
Pengolahan lahan juga
tentunya harus memperhatikan topografi dan kontur keadaan lahan. Semakin curam
keadaan maka akan semakin besar tingkat erosi yang terjadi. Jika tingkat erosi
semakin besar maka humus dan zat hara dalam tanah akan semakin banyak hilang.
Berikut adalah tingkat kecuraman dan sifat tanah :
1. Hampir Datar
Topografi tanah ini memiliki sifat diantaran pengairan baik, mudah diolah ancaman erosi
kecil, tidak terancam banjir. kemampuan menahan air baik, subur, dan respon
terhadap pupuk. Pada lahan seperti ini sangat cocok untuk dijadikan sebagai
lahan pertanian
2. Lereng Landai
Topografi tanah seperti ini memiliki sifat diantaranya
struktur tanah kurang baik, ada ancaman erosi, pengolahan harus hati-hati,
3. Lereng Miring
Topografi tanah seperti ini memiliki sifat diantaranya
baik ditanami untuk tanaman semusim mudah tererosi bergelombang tanahnya padas,
kemampuan menahan air rendah.
4. Lereng Miring dan Berbukit
Topografi tanah seperti ini memiliki sifat diantaranya
lapisan tanah tipis, kemampuan menahan air rendah sangat mudah tererosi
dan, sering banjir. kandungan garam natrium tinggi.
5. Datar
Topografi tanah seperti ini memiliki sifat diantaranya
tidak cocok untuk pertanian, selalu tergenang air dan tanahnya berbatu-batu.
6. Lereng Agak Curam
Topografi tanah seperti ini memiliki sifat diantaranya
tanah berbatu-batu, erosi kuat, tidakcocok untuk pertanian.
7. Lereng Curam
Topografi tanah seperti ini memiliki sifat diantaranya
tanah berbatu, erosi sangat kuat, perakaran sangat dangkal, hanya
untuk padang rumput.
8. Lereng Sangat Curam
Topografi tanah seperti ini memiliki
sifat diantaranya berbatu dan kemampuan menahan air sangat rendah tidak cocok
untuk pertanian, lebih sesuai dibiarkan (alami).
C. Tahap Pelaksanaan/Cara
Kerja Sistem Tanpa Olah Tanah
1. Persiapan Lahan
Buanglah air sawah dari petakan
sawah, biarkan selama 2-3 minggu. Persiapan lahan ini dimulai bersamaan dengan
pembuatan persemaian. Lakukan penyemprotan herbisida pasca tumbuh seperti merk
Polaris dengan dosis 5 l/ha, merk Spark dosis 8-10 l/ha, Bimastar dosis 5-7 l/ha
atau merk lainnya. Selesai penyemprotan,
biarkan 5-7 hari agar herbisida bereaksi mematikan dan menghancurkan sisa tanaman dan membunuh gulma. Kemudian masukkan air ke
petakan sawah dengan kedalaman air ≤ 5 cm, lakukan perendaman selama 5 - 7 hari
atau lebih sehingga tanah lunak dan bisa ditanami. Tiga hari sebelum perendaman
berakhir, semprot dengan herbisida pra tumbuh misalnya Ronstar dengan dosis 5
l/ha. Selesai perendaman, maka kondisi tanah sudah macak-macak dan siap
ditanami dengan bibit hasil semaian. Singgang atau gulma yang telah mati dapat
direbahkan, dibabat atau dibenamkan dalam tanah. Penanaman: Penanaman dapat dilakukan dengan tabur benih langsung (TABELA)
atau dengan sistem tanam pindah (transplanting).
Bibit biasanya dipindah
saat berumur 18-25 hari, umumnya 21 hari.
Ciri-ciri bibit yang siap dipindah adalah: berdaun 5-6 helai, tinggi sekitar 22-25 cm, batang bawah besar dan keras, bebas hama dan penyakit dan pertumbuhannya seragam.
Ciri-ciri bibit yang siap dipindah adalah: berdaun 5-6 helai, tinggi sekitar 22-25 cm, batang bawah besar dan keras, bebas hama dan penyakit dan pertumbuhannya seragam.
2.
Cara Penanaman
Bila tanah
masih keras, gunakan tugal untuk membuat lubang tanam. Tanam bibit dalam posisi
tegak, 2-3 bibit per lubang, dengan kedalaman 2 cm dengan jarak tanam 20 cm x 20
cm hingga 25 cm x 25 cm. Penanaman dengan tabur benih langsung. Penanaman dapat dengan tugal (sistem gogo rancah)
atau langsung ditebar dalam alur. Untuk penanaman dengan tugal, mulsa tidak
perlu dibenamkan sedangkan untuk tebar langsung mulsa singgang dan gulma
diratakan terlebih dahulu.
3.
Pemeliharaan
Pemeliharaan
tanaman padi meliputi penyulaman (1-2 minggu setelah tanam), penyiangan (pada
umur 15,35 dan 55 hari setelah tanam), pemupukan sesuai anjuran setempat (2-3
kali selama musim tanam), pemasukan air (saat awal tanam, saat pembentukan
anakan, saat tanaman bunting, saat pembungaan), pengeluaran air (saat sebelum
tanaman bunting, awal pembungaan, dan awal pemasakan biji, serta pengendalian
hama dan penyakit secara terpadu (seperti hama antara lain walang sangit,
ganjur, penggerek padi, wereng, tikus dan burung serta penyakit: hawar daun,
bercak cokelat, blast, tungro, kerdil hampa, dan kerdil rumput).
D. Kebutuhan
Tenaga Dan Biaya Tenaga Kerja dalam Penyiapan Lahan dengan sistem Tanpa Olah
Tanah
Kebutuhan Tenaga dalam
mengaplikasikan sistem TOT (Tanpa Olah Tanah) sangat Kecil/sedikit dikarenakan
sistem TOT ini adalah merupakan Sistem Pengolahan Tanah yang paling sederhana
dari Sistem Olah Tanah yang lain. Sistem Tanpa Olah Tanah ialah pengolahan
tanah yang hanya menggunakan pengendalian gulma menggunakan herbisida tanpa
menggunakan metode pengolahan yang lain.
Penggunaan sistem Tanpa Olah Tanah
didalam pertanian ini memiliki keunggulan tersendiri dalam menghemat biaya
tenaga yang dikeluarkan oleh petani, karena relatif murah dibandingkan
menggunakan sistem pengolahan lahan yang lain. Berikut ini merupakan
salah satu contoh dimana pertanian yang menggunakan sistem olah tanah TOT
(Tanpa Olah Tanah).
Tabel 1.
Kajian Teknologi Sistem TOT pada Beberapa Varietas Unggul Baru Jagung di
Kabupaten Pangkep, Provinsi Sulawesi Selatan.
III. PENUTUP
A. Kesimpulan
TOT merupakan sistem
pengolahan lahan
tanpa olah tanah yang sistem atau metodenya paling sederhana dibandingkan
sistem yang lain. Hal yang perlu dipertimbangkan dalam penerapan TOT ini ialah
kelerengan lahan. Sistem TOT sangat cocok diterapkan pada lahan yang lereng
karena ditinjau dari mekanisme pengerjaannya yang sederhana. Kebutuhan tenaga
dalam penerapan sistem TOT ini sangat kecil dan biaya yang dikeluarkan untuk
penerapannya terbilang murah dibandingkan sistem pengolahan tanah yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Fattah A., dan Hadijah. 2009. Kajian Teknologi
Sistem TOT pada Beberapa Varietas Unggul Baru Jagung di Kabupaten Pangkep,
Sulawesi Selatan. Prosiding Seminar Nasional Serealia 2009.
Tanah Sakti, 2011. BERTANAM PADI SAWAH TANPA OLAH
(edisi revisi), Oleh Prof.Dr. Muhajir Utomo dan Ir. Nazaruddin. 2003. http://bppsdmp.deptan.go.id. Diakses pada tanggal 29 April 2015.S